yeyey

yeyey

Selasa, 28 April 2015


                       Seputar Edmodo

Selasa, 28 April 2015

Apa itu Edmodo ????????

Nah ada disiniiiiiiiii,,,,,,,,,

Edmodo merupakan desain yang mirip dengan Facebook, dan menyediakan dosen dan siswa/mahasiswa tempat yang aman untuk menghubungkan, berkolaborasi dan berbagi konten.

Di edmodo Dosen dapat mengirim nilai, tugas dan kuis untuk mahasiswa.

Mahasiswa dapat mengajukan pekerjaan rumah dan melihat nilai-nilai mahasiswa dan komentar dosen mungkin telah diposting tentang tugas mahasiswa.
 Fungsi dari edmodo ini yaitu untuk mempermudah komunikasi antara murid dengan murid atau murid dengan guru/dosen, sebagai sarana komunikasi belajar/ berdiskusi, sebagai tempat untuk ujian/quiz, dll.

Edmodo menyediakan semua yang boleh kita lakukan di kelas bersama pelajar dalam kegiatan pembelajaran yeng efektif ditambah lagi dengan kemudahan bagi ibu bapa agar dapat memantau semua aktiviti anaknya di Edmodo dengan menggunakan “parent code”.

 Orang tua juga dapat memantau perkembangan dan hasil kerja anak-anak secara maya tanpa berjumpa dengan guru.

 Melalui Edmodo juga peralatan seperti penggunaan buku, kertas dan alat tulis dapat dikurangkan.

Selasa, 14 April 2015






PROPOSAL PEMBANGUNAN RUMAH  BERSALIN DI KECAMATAN 
KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG


(diajukan untuk memenuhi mata kuliah kewirausahaan)
oleh


Sondang pasaribu       (060.01,01,13)


AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA
TANGERANG
2015





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kesehatan adalah merupakan faktor yang paling dominan dalam kehidupan masyarakat kita, untuk itu diperlukan suatu lembaga atau balai yang bisa menangani pelayanan di bidang kesehatan.
Sebagai warga yang sedang berkembang, sampai saat ini kita masih menghadapi banyak permasalahan kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah kesehatan ibu dan anak. Dalam rangka upaya menanggulangi permasalahan kesehatan tersebut pemerintah telah berupaya mengembangkan berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan tersebut selain dilaksanakan di sarana kesehatan milik pemerintah juga sarana pelayanan milik swasta atau masyarakat sendiri.
Sistem kesehatan disusun untuk mendapatkan hasil guna kesehatan masyarakat secara maksimal dengan cara mengefektifkan semua sumber daya manusia yang tersedia, juga diperlukan adanya hubungan secara berjenjang dari tingkat yang tertinggi hingga tingkat yang lebih rendah dalam kaitan kualitas pelayanan masyarakat. Disadari masih cukup banyak kendala yang harus diatasi untuk menjamin berhasilnya berbagai pelayanan kesehatan tersebut.
Dalam kemajuan zaman di era globalisasi ini masyarakat Indonesia semakin perduli dan sadar akan pentingnya kesehatan dan tingkat pemanfaatan unit pelayanan kesehatan semakin meningkat pula. Masyarakat di daerah inipun juga sadar akan pentingnya kesehatan ibu dan anak itu sehingga memerlukan tempat pelayanan kesehatan, namun sayangnya di daerah ini belum terdapat tempat pelayanan kesehatan yang mudah di jangkau. Apabila masyarakat ingin mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, warga harus menempuh jarak yang agak jauh dari tempat tinggal mereka. Jarak ini terkadang membuat warga menjadi kembali acuh akan kesehatan, mereka tidak menghubungi petugas kesehatan atau mengunakan tempat pelayanan kesehatan sebelum mereka benar-benar mengalami sakit atau penyulit yang tidak bisa mereka tahan lagi atau setelah sakit yang mereka alami terjadi lama, sehingga setelah menggunakan tempat pelayanan kesehatan mereka sudah dalam keadaan sakit atau mengalami komplikasi yang berlanjut.
Oleh karena itu kami ingin membagun suatu tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak yang lebih mudah dijangkau oleh warga sehingga warga dapat lebih mudah menjangkau tempat pelayanan kesehatan dan di harapkan warga dapat mengurangi kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan. Tingkat kesehatan ibu dan anak pada masyarakat akan meningkat dan seiring dengan itu kesejahteraannya juga akan meningkat pula.





B.     TUJUAN
Tujuan dibuatnya proposal pembangunan Rumah Bersalin ini untuk lebih mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam membangun sebuah rumah bersalin.

C.     MANFAAT
mudah menjangkau tempat pelayanan kesehatan dan di harapkan warga dapat mengurangi kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan. Tingkat kesehatan ibu dan anak pada masyarakat akan meningkat dan seiring dengan itu kesejahteraannya juga akan meningkat.

D.    LOKASI

Rumah Bersalin KASIH SAYANG IBU akan dibangun di daerah Jl.islamic kecamatan kelapa Dua Kabupaten Tangerang, Luas Tanah yang dibutuhkan yaitu 450 m², dan luas bangunan yang akan dibangun seluas 288 m². (Denah bangunan terlampir).


















HUBUNGAN  IMD (INISIASI MENYUSUI DINI) DENGAN BOUNDING ATTECHMENT DI PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

(diajukan untuk memenuhi mata kuliah metode penelitian dan statistic)

Oleh
SONDANG PASARIBU     060.01.01.13


AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA
TANGERANG

2015









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Mengingat pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat dengan hal tersebut, maka didalam makalah ini akan dibahas tentang ASI dan bagaimana cara mewujudkan kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada didalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD (inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapanibukepadaanaknyadisaatdilakukanIMD.

1.2  Rumusan Masalah

Karena kurangnya pengetahuan ibu atau masyarakat tentang pentingnya ASI bagi bayi dan perlunya dilakukan sedini mungkin agar bisa terwujud sutu keterikatan kasih sayang antara ibu dan anak
Ada beberapa permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini, yaitu :

1.      Apa pengertian Bounding Attechment?
2.      Apa pengertian IMD(inisiasi menyusu dini)?
3.      Bagaimana cara mewujudkan Bounding Attechment?
4.      Apa saja faktor yang mempengaruhi Bounding Attechment dan faktor yang mendukung dilakukannya IMD?
5.   bagaimana proses Bounding Attechmen dan IMD serta apa manfaat dari IMD?

1.3  Tujuan penelitian

1.3.1  Tujuan Umum
Tujuan umumnya adalah agar ibu nifas atau menyusui mengerti dan bisa melakukan IMD dengan cara yang benar sehingga bisa terwujudnya Bounding Attechmentantaraibudananak.

1.3.2  Tujuan khusus

1.      Mengetahui pengertian Bounding Attechment
2.      Mengetahui pengertian inisiasi menyusu dini
3.      Mengetahui cara mewujudkan Bounding Attechment
4.      Mengetahui factor yang mempengaruhi Bounding Attechment dan faktor yang mendukung IMD
5.      Mengetahui proses terjadinya Bounding Attechment dan IMD, serta manfaat dari IMD





1.3       Manfaat Penelitian

1.4.1 bagi instansi kesehatan
Penulisan laporan ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat pada petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan informasi-informasi mengenai BoundingAttachmentdanIMD(inisiasimenyusuidini).
Adapumanfaatituantaralain:

1.      Ibu nifas atau menyusui mengetahui cara atau tehnik untuk melakukan IMD dan mewujudkan Bounding Attechment
2.      Ibu nifas atau menyusui  mengerti akan manfaat dari IMD dan Bounding Attecment.







Rabu, 08 April 2015

welcome :)




PENGALAMAN DI AKBID BINA HUSADA
AKBID BINA HUSADA (ABH)





sondang pasaribu (060.01.01.13)
dari medan sumatera utara.

 Saya adalah salah satu mahasiswa di akbid bina husada Tangerang  Program D-III kebidanan Jalur reguler. Sekarang saya sudah masuk di perkuliahan semester 4.
 Di akbid bina husada saya merasakan perkuliahan yang cukup menyenangkan , proses perkuliahan yang disiplin membuat saya menjadi pribadi yang terdidik dari sebelum saya memasuki tempat perkuliahan ini.

Akademi Kebidanan Bina Husada adalah lembaga pendidikan yang berdiri tanggal 10 April 2004, bertempat di Jl. Kutai Raya No I Perum III Karawaci-Tangerang, yang telah menyelenggarakan pendidikan sejak tahun 2004 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 177/D/O/2002.
Adapun Peraturan Akademik di akbid bina husada sebagai berikut:
Untuk tata tertib akademik dalam rangka kepentingan belajar mahasiswa Program D-III Jalur Umum (dari lulusan SMU/sederajat dan SPK) dan Jalur Khusus (lulusan D-1 Kebidanan), dibuat aturan-aturan umum sebagai berikut:

nah disini ada seleksi untuk menjadi mahasiswa akbid bina husada

Persyaratan Umum

1Warga negara Indonesia.
2.  Lulusan SMU, SMA, SMK, Madrasah Aliyah, SPK, Bidan (D-I) dan Akper.
3.  Sehat jasmani dan rohani, yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari dokter dan melampirkan hasil pemeriksaan laboratorium bebas narkoba.
4.  Foto copy ijazah yang dilegalisir 3 lembar.
5.  Foto copy NEM yang dilegalisir 3 lembar.
6.  pas photo warna ukuran 4X6, 3X4, 2X3 masing-masing 3 lembar.
7.  Foto copy Raport Nilai, 3 lembar.
8.  Foto copy Transkip Nilai, 3 lembar.

PERATURAN DAN KETENTUAN
AKADEMIK DAN PENDIDIDKAN SECARA UMUM

dari lembaga akbid bina husada

Akademi Kebidanan Bina Husada adalah lembaga pendidikan yang berdiri tanggal 10 April 2004, bertempat di Jl. Kutai Raya No I Perum III Karawaci-Tangerang, yang telah menyelenggarakan pendidikan sejak tahun 2004 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 177/D/O/2002.
Sebagai lembaga pendidikan Akademi Kebidanan Bina Husada yang berada di wilayah propinsi Banten berada di satuan kerja wilayah Kopertis IV Jawa Barat dan Banten, sehingga seluruh proses belajar mengajar dilaporkan kepada Kopertis Wilayah IV di Bandung.

program pendidikan akbid bina husada

Program pendidikan di Akademi Kebidanan Bina Husada terdiri dari jalur umum (reguler) dengan latar belakang pendidikan SMU dan sederajat dan jalur khusus dengan latar pendidikan SPK dengan panjang masa studi 6 semester dan Jalur Khusus dengan latar pendidikan D-1 Kebidanan dengan panjang masa studi 4 semester.
Kegiatan pendidikan di Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang dilaksanakan dengan menggunakan sistem kredit semester dengan sistem semester dan waktu penyelenggaraan selama 3 tahun (6 semester) yang distribusi mata kuliahnya disesuaikan dengan kondisi lapangan dan kebutuhan yang dipandang perlu saat ini namun tetap mengacu pada kurikulum inti program D-III kebidanan.
Sistem semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan dengan menggunakan satuan waktu dalam setengah tahun yang diseut satu (1) semester. Semester adalah satuan waktu kegidatan pembelajaran yang terdiri dari 16-20 minggu perkuliahan atau kegiatan belajar mengajar yang terjadwal lainnya, berikut kegiatan penilaian/evaluasi.
Sedangkan sistem pembelajaran dituangkan dalam satuan kredit semester (SKS) dengan jumlah SKS masing-masing mata kuliah sesuai dengan ketentuan yang ada didalam kurikulum nasional. Pengertian 1 SKS pada masing-masing metode pembelajaran adalah sebagai berikut:

T  : 1 SKS = 1 jam pertemuan perminggu
P  : 1 SKS = 2 jam pertemuan perminggu
K : 1 SKS = 4 jam pertemuan perminggu

Yang dimaksud dengan T (teori) adalah kegiatan proses pembelajaran dikelas dengan meggunakan ceramah, diskusi, seminar dan penugasan.
 P (praktikum) adalah kegiatan proses pembelajaranyang dilaksanakan dikelas, laboratorium dan lahan praktek.
 Untuk melatih ketrampilan mahasiswa yang berfokus kepada integritas ilmu dan standard pelayanan kebidanan.
 Kegiatan ini dapat menggunakan metode simulasi, demonstrasi, role play dan bed side teaching. Yang dimaksud dengan K (klinik) adalah kegiatan proses pembelajaran dilahan praktek baik di tempat pelayanan kesehatan (RS, BPS, RB, Puskesmas, Pustu) maupun dimasyarakat.

 Kegiatan klinik ini dibagi dalam 3 tahap : bimbingan penuh, bimbingan sewaktu (saat dilapangan dengan waktu-waktu tertentu) dan mandiri (kegiatan praktik yang dinilai telah mampu dilakukan mahasiswa sebagai calon bidan) sesuai dengan standard pelayanan kebidanan



welcome dibinhus :)

Senin, 06 April 2015















GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU TERHADAP PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014



(diajukan untuk memenuhi mata kuliah metode penelitian dan statistic)


Oleh

SONDANG PASARIBU     060.01.01.13


AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA
TANGERANG

2015





BAB I PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang

 Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari masalah kependudukan. Secara garis besar masalah masalah pokok di bidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, penyebaran yang tidak merata, struktur usia muda, dan kualitas penduduk yang masih harus ditingkatkan, oleh karena itu berbagai program kependudukan telah dilaksanakan yang bertujuan mengurangi beban kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan akibat tekanan kependudukan dan meningkatnya upaya mensejahterakan penduduknya melalui dukungan program program pembangunan termasuk keluarga berencana (Wiknjosastro, 2002).
   Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha yang dikerjakan dengan sengaja secara sadar dan bertanggung jawab dalam mengatur kelahiran dan kehamilan serta tidak bertentangan dengan hukum dan norma agama. Keluarga Berencana secara hakiki adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, penundaan kehamilan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan 2 keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Hartanto, 2003).
 Paradigma Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya mewujudkan NKKBS untuk meningkatkan keluarga berkualitas tahun 2015, maka pemerintah merencanakan program KB sebagai berikut yakni PUS (Pasangan Usia Subur) berusia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan, usia 20 – 30 tahun merupakan masa untuk mengatur kehamilan, sedangkan usia diatas 30 tahun masa mengakhiri kehamilan (Hartanto, 2003).
Kontrasepsi merupakan metode untuk menghindari atau mencegah untuk terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Cara kerja kontrasepsi pada umumnya sama yaitu mencegah ovulasi, meningkatkan kekentalan lendir leher rahim, serta membuat dinding rongga rahin tidak siap menerima hasil pembuahan dan menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma (Hartanto, 2003). Salah satu alat kontrasepsi yang rasional adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).
AKDR merupakan alat kontrasepsi yang mempunyai reversibilitas dan efektifitas yang tinggi yaitu 0,6 – 0,8/100 akseptor KB AKDR dalam satu tahun pertama pemakaian dibandinkan dengan alat kontrasepsi suntikan yang saat ini merupakan alat kontrasepsi paling diminati oleh para akseptor keluarga berencana 3 (saifuddin, 2003), sehingga cocok digunakan untuk ibu-ibu yang ingin mengandung dan melahirkan kembali. Berdasarkan penggunaan alat kontrasepsi yang rasional, AKDR merupakan pilihan utama bagi akseptor yang berusia antara 20 – 34 tahun dan mempunyai paritas 1 sampai 2 (Depkes RI, 1991). Menurut data yang ada di Puskesmas Simpang Empat pada tahun 2010 tercatat 4974 PUS (Pasangan Usia Subur) yang menggunakan kontrasepsi, yaitu suntikan sebanyak 1995 (40,10%), Pil 1146 (23,10%), Implant 124 (2,5%), AKDR 29 (0,58%), Kontap 21 (0,42%) dan lain-lain 1659 (33,35%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pemakaian alat kontrasepsi AKDR masih sangat rendah.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran umur dan paritas ibu terhadap pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Puskesmas kelapa dua kabupaten Tangerang tanun 2014”.


1.3  Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui sejauh mana gambaran umur dan paritas ibu terhadap pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di puskesmas kelapa Dua kabupaten Tangerang.

1.3.2 Tujuan Khusus
 1. Mengidentifikasi gambaran umur ibu terhadap penggunaan AKDR di Puskesmas   Kelapa Dua kabupaten Tangerang 2014.
2. Mengidentifikasi paritas ibu terhadap penggunaan AKDR di Puskesmas  Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat Tanah Bumbu tahun 2014.
 3.  Mengidentifikasi gambaran umur dan paritas ibu terhadap pemakaian AKDR di Puskesmas Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Instansi kesehatan
Dapat dijadikan sebagai sumber data yang bermanfaat sebagai tindakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Simpang Empat.
1.4.2 Bagi pemerintah daerah
Sebagai sumber data sehingga dapat menindaklanjuti untuk rencana pelayanan kesehatan selanjutnya.